tentang IKAB (Ikatan Keluarga Mahasiswa Bidikmisi) Unhas 2011
Kali ini, jemari tangan menuntunku
untuk menari dan menindis tuts di Laptop yang
hampir berumur sarjana strata satu itu. Kuturuti apa mau dari sang ‘pekerja’
itu dengan penuh rasa semangat pula. Kontak ingatanku memang sejalan dengan
yang ia inginkan, hingga akupun tunduk patuh padanya.
Mereka sepakat untuk mencetak huruf,
merangkai kata hingga kalimat sampai cerita ini membentuk sebuah pengalaman
sejarah yang nantinya akan dikenang oleh mereka-mereka yang ingin mengenangnya.
Juga sedikit menyimpan perjalanan hidup yang teramat panjang menurut garis
pemahamanku sendiri, untuk dirangkumnya dalam sebuah tinta yang mengering
nantinya. Juga sebagai kenangan manis yang kadang kala rindu memikat, goresan
ini bisa memadamkan rindu itu dengan sempurna, hingga terhapus sifat wajar yang
sering melintasi semua kalangan manusia ini. Ataukah sebagai pemersatu ‘cinta’
yang kata orang-orang tak harus memiliki atau sering juga terdengar cinta yang
akan memudar nantinya. Maka dari itu, sebelum nanti waktu mengutuk sejarah ini
dengan kata cinta memudar, akan aku cegah dengan obat merangkainya dengan
kata-kata indah terbatas yang aku miliki, yang aku cari sendiri.
Sebenarnya, aku begitu sulit untuk merangkum
semuanya menjadi pendek, menjadi sesuatu yang bisa dibaca, hal yang begitu
susah untuk digenggam dalam satu periode ‘kepengurusan’ yang nantinya akan aku
paparkan, atau??.,,. Akh! Rumit jika
hal-hal seperti itu bermunculan disegala pikiran dan niatku yang tadinya ingin
memulai. Tapi “harus” teriakku dalam hati, mengalahkan semua andai-andai yang
berbau setan ini. Yah! Aku harus memulainya dengan kata “IKAB”.
Kata itu sangat sakral, sangat penuh
arti yang mendalam, bahkan sangat sakinah, mawaddah wa rahma yang ku katakan.
Harus kalian tahu! Kata yang terdengar jika doa yang di untaikan kepada ke dua
mempelai sepasang suami istri adalah sakinah, mawaddah wa rahmah. Yah! Karena
IKAB layaknya sebuah rumah tangga yang terurus, tersentuh oleh tangan-tangan
yang penuh kreativitas, wajah-wajah yang penuh kasih, penuh cinta mengurusi,
sangat peduli dengan apa yang didalam IKAB itu sendiri, bahkan rela
mempertanggung jawabkan semua hal yang terkait didalamnya. Layaknya sebuah
keluarga yang melindungi dari sengatan
yang ada di luarnya, demi terciptanya kerukunan yang penuh arti.
Sakinah yang mempunyai arti tenang.
Dalam menyelesaikan semua program kerja, tentu banyak hambatan yang berduri,
berduri yang sanagat meruncing dipandang dalam keseharian, duri itu segera di
cabuti dengan seksama oleh kami yang bernaung di dalam sebuah keluarga itu.
Mencabuti semua masalah-masalah yang datang, masalah-masalah yang bergantian
seperti tamu yang tak diundang. Semua itu kami jalani dengan ketenangan yang
mendalam, berusaha untuk meredahkan semua yang terjadi kala rintangan menjaring
kami, mengunci kami rapat-rapat dalam sebuah permasalahan. Tapi dengan tangkas,
dengan semanagat yang membara menguliti semua dengan cara ketenangan. Karena
kami tahu semua masalah akan terselesaikan dengan sifat tenang, banyak masalah
yang hampir tidak bisa diselesaikian, bahkan tak menemukan titik solusi jika
dilakukan dengan cara terburu-buru, denagan cara seperti banyak yang gagal
berorganisasi karena tidak sistematis dalam menelusuri sebuah masalah. Padahal
kunci masalah ada pada tangan yang tenang.
Mawaddah menyembunyikan dirinya dalam
realita, senang adalah nama lain dari dirinya. Karena senang dalam segala hal,
semua kerja-kerja yang dikerjakan akan terasa ringan, terasa penuh keringanan
tersendiri, apalagi di arungi oleh satu ikatan keluarga yang penuh kekompakan,
penuh kepercayaan satu sama lain. Didalam IKAB ini kita diajarkan sebuah
persahabatan yang erat, tak ada benci yang semestinya kami bawa disetiap jalan,
sehingga membuat kami begitu saling merangkul dalam segala hal yang positif,
saling juga mengingatkan akan hal-hal yang tidak dipandang baik oleh sebuah
keluarga, hal yang tidak membuahkan hasil bahkan buruk di kalangan IKAB itu
sendiri. sehingga kita saling terbuka dalam organisasi yang di emban ini,
akhirnya semua terangkum dalam kesenangan yang nyata, kesenangan yang begitu
indah di kalangan keluarga ini, Kesenangan tersendiri di IKAB.
Kata sakral terakhir yaitu Warahmah,
menyisihkan arti sayang, cinta yang penuh kebahagiaan, saling membantu satu
sama lain. Kala salah satu diantara kami yang butuh bantuan, terlihat cemas
dalam hidup yang ia jalani. Tak berfikir panjang kami akan selalu saling
memandang, saling mengulurkan tangan kepedulian, menarik sahabat-sahabt kita
dengan penuh rasa sayang, saling membantu disegala aspek, karna kami tahu kita
adalah gambaran keluarga yang penuh perhatian. Didalam keluarga ini kami meniti
hidup yang serba saling melayani tiada lelah bahkan bosan.
Mungkin kalian bosan membaca kata-kata
tersebut, yang memandang penuh materi yang terkandung. Tapi sadari lah ? kalian
yang menganggap materi hamparan tulisan tadi perlu mengetahui, memaknai
sedalam-dalamnya. Menelan setiap kata-kata itu, resapi arti semuanya. Itu bukan
materi tapi misteri yang canggih, memaknainya dengan persis yang kita jalani
dalam sebuah keluarga ini.
Banyak kalangan mahasiswa mengatakan,
materi akan membuat orang bodoh, bahkan bertanya-tanya. Praktis kata mereka
jika langsung di terapkan dalam sebuah prektek di lapangan. Dengan demikian,
mereka bisa memaknai materi itu seperti apa dan praktek itupun seperti apa?.
Jika kalian beranggapan sama, ? ok! Jemari dan pikiranku yang bergoyang untuk
mencetak tulisan ini juga ikut paham. Kalau begitu mari kita terjun langsung di
lapangan, terjun langsung melihat seperti apa sebenarnya keluarga itu, keluarga
yang disangkut pautkan dengan IKAB itu.
Eitsss…. Tapi sepertinya kita tidak
bisa langsung melompat didalam dunia nyata, tak biasa sepertinya aku
menjelaskan seperti halnya dosen menerangkan di kelas, atau mungkin nanti
tulisan akan bergerak, tulisan akan menggambarkan segumpalan cerita, seperti
film-film dalam dongeng Harry Potter tapi lagi-lagi kahayal
melambung!, akh! Sudahilah khayal. Cukup di gambarkan, cukup aku tuang di dalam
goresan-goresan ini.
***
Orang-orang atau lebih keren lagi
disebut mahasiswa yang telah menyentuh, atau telah menjadi bagian dari
organisasi yang bernuansa Kekeluargaan ini mustahil tidak mengetahui IKAB itu.
Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Negeri di Sulawesi, dan yang katanya
kampus terbesar di Indonesia Timur, atau terlalu berliku-liku, kampus Unhas.
Yah? Unhas tepatnya! Tak asing lagi sebutan IKAB itu, ternyata sebahagian besar
telah mengenal IKAB, bahkan sebahagian dari mereka tak sadar, bahwa mereka
termasuk dari bagian IKAB itu sendiri. yah? Mereka itulah Warga Ikab, penerima
mahasiswa Bidikmisi.
Oh yah? Dari tadi membahas IKAB, tapi
Cuma empat huruf besar itu, mungkin sebagian dari kalangan warga Bidikmisi
belum tahu apa yang tersirat dalam abjad itu. Panjang sejarahnya untuk
terbentuknya empat huruf itu. Sejarahnya amat berliku. Tapi tenang aja. Aku
tidak mau membahas mata kuliah sejarah disini, apalagi membahas sejarah IKAB
itu.
Empat abjad alfabeta itu jika di
perbanjang akan terbentuk sebuah kalimat indah, yaitu :” Ikatan Keluarga
Mahasiswa Bidikmisi”. Tak heran, memang yang belum terlalu menyentuh dengan
IKAB, dari detak detik arah waktu berjalan telah bertanya-tanya. Kenapa
keluarga kebanhyakan di bahasakan, sampai-sampai tiga huruf sakral itu meuncul
di pemahaman pikiranku sendiri. sekali lagi, karena IKAB adalah salah satu
organisasi yang di akui oleh Unhas, dan telah menjadi organisasi ber surat
keputusan (SK) Rektor pada tahun 2012. Masa aku dan teman-temanku yang nantinya
akan aku ceritakan disini pula mengurus di organisasi ini.
Begitu waktu terlalu cepat melaju,
hingga kepengurusan kami (kepengurusan 2011/2012) di akhiri dalam sebuah
Musyawarah Besar atau Mubes, yang diadakan di pondok Rehan, Tanjung
Bayang-Makassar.
Sebelum mubes, pastinya banyak
catatan-catatan tersendiri dari kami yang ada dalam kepengurusan ini,
sejarah-sejarah muda dari kami, cerita-cerita yang layak untuk di ketahui oleh
semua, terkhusus Bidikmisi itu sendiri.
Begitu waktu mengajarkan kita sebuah
keharusan memulai pekerjaan, organisasi ini mewadahi sebuah proses menempuh
tujuan yang gemilang, yang masing-masing kita idamkan, masin-masing di inginkan
dalam keberlanjutan, dan kehidupan sebuah organisasi besar ini. Karena waktu
mempunyai alur yang ditempuh, alur yang membentuk jalan setapak yang harus di
lalui oleh kami. Disanalah kami belajar menghargai waktu, memanfaatkan
kesempatan, bahkan mengajarkan kita sebuah kearifan yang luar biasa, sebuah
kekuatan kekeluargaan, kebersamaan, persahabatan yang begitu kuat mengikat
kami, sehingga proses-proses yang kami lewati mulus dengan nilai yang memuaskan
penuh kepuasan menurut kami. Dimana pengorbanan yang kami lakukan adalah tujuan
mendorong IKAB yang lebih maju, bersaing dan bertaraf terpandang oleh
organisasi tetangga.
Banyak program kerja yang sama-sama
kita kerjakan, saling bekerja sama dalam setiap event-event dari berbagai
divisi yang terbentuk. Semua itu kami lakukan dengan penuh rasa tanggung jawab,
karna lagi-lagi demi mewujudakan visi dan misi IKAB kedepannya yang lebih baik.
Pelantikan Pengurus, BMGTS (bidikmisi goes to school), TDO (Training
Dasar Organisasi), BIDAK (Bina dasar kepemimpinan), POLAR (pecan Olahraga Se
Makassar), BAKSOS (Bakti social) SMART (Sambut mahasiswa baru dengan kreasi dan
prestasi), ….
Dengan berlangsungnya program-program
kerja itu, kami tentunya mendapatkan penghargaan tersendiri, mampu
menyelesaikan kewajiban kami. Meskipun tak sepenuhnya menyandang predikat
sempurna, tapi setidaknya kami berproses, kami sudah memulai, tekad kebersamaan
kami lebih terjaga, lebih erat menjalin semua ini. Bahkan kami sadari kekurangan
masih banyak kami miliki, dengan kekurangan itu kami bisa meniti prosespektif kedepannya
lagi yang lebih baik.
Sungguh luar biasa, skenario Tuhan
menggariskan pertemuan hingga menjalin sebuah ikatan persahabatan bahkan
kekeluargaan ini. Kami begitu dekat satu sama lain. Saling mengerti,
menyayangi, saling bahu membahu penuh rasa kebersamaan.
Tak, banyak kata-kata yang ku padatkan
dalam coretan ini, lantaran banyak sekali, bahkan ribuan kata kata-kata indah
belum termuat disini, bahkan lebih dari itu. Begitu luarbiasa kebersamaan yang
kami ikat dalam keluarga ini.
Meski kami dari latar belakang yang
berbeda. Asal daerah yang beragam, bahasa, suku, dan masih banyak perbedaan
yang lain. tak menyorotkan langkah kami untuk berkarya, belajar berpengalaman,
dan masih banyak lagi.
***
Dalam sebuah keluarga, kesalah pahaman
dan tidak satu pemikiran itu wajar, begitu pula yang kami sering alami di
lingkingan IKAB ini. Sebahagiaan ketidak cocokan dalam menempuh perjalanan IKAB
ini terselesaikan dengan tuntas, tapi adapula yang hingga detik ini belum
menemukan pintu kecocokan sesama yang lain. Tapi itu bukan halangan untuk
melanjutakan perjalanan organisasi ini, masih banyak orang-orang yang perduli.
Nyatanya sampai detik ini berirama berdetak,IKAB masih utuh tanpa celah.
***
Akhirnya semua kembali indah, kembali
tersenyum kembali, legah semua nafas terhembus segar.
***
Akan aku ceritakan sepenggal
sahabat-sahabat yang special di kepengurusan kami ini, teman-teman yang akan
tergores dalam catatan sejarah dalam hidupku,.
*ini bukan berdasarkan urutan (…) acak aja :D
Sandi : yang ini orangnya baik, suka
menolong, dan sebagian solusi-solusi yang di tawarkan dalam keberlanjutan IKAB
ini lumayan berbuah, menghasilkan ketampakan yang bagus!,
Lisa : wanita yang terkenal dengan
masukan-masukannya yang geneus, hadir ditengah-tengah kita sebagai penengah dan
penaung. Mengetahui segala kondisi yang ada. Lembut bertutur, juga bewibawah.
Dina : juga suka memberi kritikan yang
sifatnya membangun. Jelih melihat kondisi kekinian yang ada, kekeluargaannya
juga begitu erat. Suka membantu.
Jay : lelaki ini suka berteori,
kritikannya juga amat sedikit pedas. Dan secara keseluruhannya dia begitu peka,
dan peduli kondisi.
Ammy : Lembut, baik hati. Cepat
mengakrabkan diri, dalam dunia persahabatan dia begitu baik mengenal semuanya.
Fitra : orangnya kadang humoris,
kadang teoritis, dan kadang penuh keseriusan dalam berbagai hal. Suka melihat
waktu yang ada lalu memanfaatkan di sekitarnya, seperti bahan percandaan
teman-teman yg lain.
Rido : orangnya suka tampil di depan
umum, berisi banyak informasi seputar IKAB, senang melangsungkan acara
kecil-kecilan, suka menolong.
Hastang : baik, penolong, agak sedikit
pendiam, tapi mengetahui semua yang terjadi. Menilai dengan cara dirinya sendiri,
kurang berkomentar, tapi sekali berkomentar perdebatan sering muncul. Yah? Demi
keberlangsungan organisasi.
Andry : geneus, suka juga berteori,
pandai dalam berkomentar, banyak menasehati hingga hasilnya luar biasa. Gampang
akrab dengan teman-teman.
Gustina : juga suka berkomentar,
mengatakan tidak!, jika memang tidak sepaham dengannya. Baik, suka menolong,
dan gampang tersinggung. :D
Resti : hampir sama dengan Tina, satu
jalan dgn tina hingga ada pepatah “dimana ada semut pasti dsana ada gula” , ia
agak sedikit penyabar. Senyum khasnya tak pernah dilupakan, saat bertemu
dengannya J .
Iis :sedikit penyabar, suka membantu,
suka memberi masukan-masukan dan komentarnya dalam kebaikan IKAB selanjutnya
Narti : suka berkomentar pedas, sering
berperilaku kasar, tapi jika di dalami wataknya lembut, suka bekerja, membantu
dan gampang memberi solusi.
Dwi : ia juga jarang berkomentar, tapi
sekali mengeluarkan komentar penuh isi, penuh pertimbangan yg berarti, sedikit
terlihat kinerjanya tapi saat acara berlangsung sukses dalam eventnya.
Rahman : orangnya penyabar, suka
berdiskusi dan menemukan kongklusi dan menerapkannya dalam dunia organisasi,
meskipun jarang melontarkan saran didepan pengurus-pengurus.
Tina : suka bercanda dengan
pengurus-pengurus tertentu, kadang juga serius dalam menanggapi sebuah
persoalan,.
Anto : saran-saran yang ditawarkan
juga begitu baik, banyak solusi-solusi yang ditawarkan demi kesuksesan IKAB.
Nurseha : banyak komentar-komentarnya
juga dalam IKAB, masukan-masukan yang ditawarkan juga baik, dan suka juga
bercanda pada pengurus-pengurus tertentu.
Rohmah ; lembut dalam bertutur, kesan
senyum juga terlihat padanya, kadang brrcanda dan serius dalam menangani sebuah
permasalahan.
Intan : seius dan bercanda juga bagian
yang tak terpisahkan ole wanita ini, suka memberi masukan-masukan juga dalam
kesuksesan dalam berbagai event-event di IKAB.
Suhartono (anto): masukan-masukan
dalam setiap kegiatan IKAB juga turut andil, selalu men support segala hal yang sudah disepakati bersama.
Santy : kesan penyabar dan tersenyum
terlihat saat bertemu dengan wanita yang satu ini, turut berpartisipasi juga
dalam kegiatan-kegiatan IKAB.
Ahmad : bekerja di IKAB dengan gigih,
meski banyak rintangan tetap semangat dalam keberlanjutan IKAB.
Khalis : dan aku sendiri yang menulis
coretan-coretan ini, aku tidak bisa menilai apa yang saya kerjakan sendiri,
mungkin ada keberpiakan, yang patut menilai adalah orang-orang yang pernah
mengenal dan bersama aku dalam kepengurusan ini. “orang yang bisa menilai
kinerja dirinya sendiri adalah orang-orang yang egois, bahkan bodoh dalam menilai”.
Itu tadi sebahagian orang-orang yang
telah menyentuh dengan tangan lembutnya di iKAB, orang-orang yang penuh
persahabatan bahkan kekeluargaaan yang tinggi. Orang-orang yang mempunyai nilai
kretivitas dalam menjalankan IKAB dalam ranahnya. Orang-orang yang telah
melukis sejarah-sejarah yang akan dikenang nantinya, yang telah meluangkan
waktunya demi warna baru dalam ikab lebih gemilang. Dan masih banyak yang
perduli dan junjung tinggi ke IKAB annya, mungkin tidak bisa di tuliskan semua
dalam lukisan-lukisan huruf-huruf ini.
Selain sahabat-sahabat yang selalu
bekerjasama dalam berbagai kegiatan dalam IkAB, yang tak kalah pentingnya
adalah Ayahanda WR III. Ayahanda yang akrab dipanggil Pak Nas, ia sosok Pembina
IKAB yang selalu memberikan motivasi-motivasinya dalam kelangsungan organisasi
ranah kekeluargaan ini, selalu memberukan peluang dalam segala
kegiatan-kegiatan IKAB, dan mendukung segala hal yang adadalam lingkungan IKAB
itu sendiri. selain bapak pemberi Inspirasi ini masih banyak pula orang-orang
Rektorat yang Masih peduli dengan IKAB, seperti Pak Cido’, Pak Ali Mantung, Ibu
Azza, dan sebagainya.
Terima kasih buat semua kalangan yang
telah turut andil dalam memajukan IKAB, telah memberikan semua Kontribusinya,
dukungan dan partisipasinya dalam ber IKAB, semoga apa telah dikerjakan menjadi
aspek pembelajaran untuk meniti masa depan yang lebih baik, semoga semua
event-evnt yang diselenggarakan bisa mendapat pandangan Ibadah di sisi sang
MAha Pengasih dan Penyayang.
***
#From http://khalisforester.blogspot.com/2014/01/tentang-ikab-ikatan-keluarga-mahasiswa.html
0 komentar:
Posting Komentar